Monday, June 27, 2022

Hinduisme

Seiring dengan semakin beragamnya berbagai penalaran yang kemudian melahirkan berbagai sub-aliran (aliran substitution), sub-cabang (cabang substitution), dan bahkan bukan tidak mungkin…sub-agenda (agenda substitution), menengok kembali asal dari semua sumber ajaran sangatlah penting. Untuk mencari bentuk awal orisinalitas sebelum kemudian fase aliran substitusi bermunculan dengan berbagai paham dan bentuk modifikasi ajarannya.

So jangan kelamaan…mari kita tengok yang betulan original.

Hinduisme adalah agama tertua di dunia yang diperkirakan muncul sekitar tahun 3102 SM sampai 1300 SM. Sebuah sumber mengatakan bahwa ajaran hinduisme berasal dari anak benua India atau wilayah daratan yang memiliki garis pantai di sekitar samudra Hindia. Sedang sumber lain mengatakan bahwa hindu berasal dari Asia Tengah dan Lembah Hindustan. Dikatakan demikian karena hindu berasal dari istilah Persia Sindus yang merujuk pada penduduk yang tinggal di seberang sungai Indus. Agama Hindu dalam bahasa sansakerta disebut dengan Sanatana Dharma yang merupakan lanjutan dari agama Weda (Brahmanisme) yang merupakan kepercayaan bangsa Indo-Iran (Arya). Hinduisme masih dipraktekkan hingga saat ini.

Hinduisme bukan hanya sebuah agama tetapi jalan hidup (a way of life). Di dalam suatu ajaran dimana keyakinan tertanam begitu kuat, disebabkan oleh penerimaan yang dalam, konsep komunal kemudian adalah bentuk konsensus penerimaan yang  dapat terlihat jelas. Ada ratifikasi tidak tertulis yang menyebabkan hinduisme dapat diterima sebagai konsep jalan hidup. Sampai dengan hari ini, hinduisme adalah agama terbesar ketiga didunia, dengan penganut mencapai 1,2 milyar atau 15%-16% dari jumlah populasi penduduk dunia dan agama terbesar ketiga setelah Kristen dan Islam.

Hinduisme adalah buah dari sistem pemikiran yang beragam yang ditandai oleh berbagai filosofi dan konsep. Tema yang menonjol dalam kepercayaan agama hindu mencakup empat Purusartha. Atau empat tujuan hidup yang tepat sebagai tujuan hidup manusia. yaitu dharma (etika/tugas), artha (kemakmuran/pekerjaan), kama (keinginan/nafsu), dan moksha - yang mencakup pembahasan tentang karma (tindakan, niat, dan konsekuensi) dan samsara (siklus kematian dan kelahiran kembali). Pada kesempatan yang lain, akan dibahas satu-persatu.

Hinduisme tidak memiliki pendiri. Tidak ada pendiri agama hindu, tidak ada tanggal, asal atau sosok berpengaruh. Namun hindu memiliki keterangan mengenai Pengetahuan Abadi,  yang masyur dikenal sebagai shruti dan smritis. Shruti berarti “apa yang didengar” dan Smritis berarti “apa yang diingat”. Hal tersebut dan berbagai bagiannya diatur dalam kitab Veda. Tujuan shruti dan smritis adalah untuk mengenali kesatuan eksistensi yang esensial. Atman adalah aspek yang lebih tinggi dari individu, dan melalui kepatuhan terhadap kewajiban seseorang dalam kehidupan (dharma), Atman akan bergabung dengan Brahman, dan pada saat itu, seseorang (penganut hinduisme) akan kembali ke rumah Kesatuan primordial. Yaitu kesatuan diri yang tak terpisah dari yang lain dan sang pencipta nya. Ilusi dualitas adalah kesalahan. Kesatuan adalah kebenaran sedangkan maya adalah ilusi dualitas, dan itu adalah kesalahan.

Menyadari tentang maksud kesatuaan berarti menciptakan konsep pencipta dalam diri, dan itu adalah symbol pendekatan yang mutlak atas diri, orang lain dan penciptanya. Jadi meskipun hinduisme tidak memiliki pendiri, atau tokoh berpengaruh yang dijadikan symbol panutan, namun konsep ajaran hindu (pengetahuan abadi) sebenarnya menekankan dan menyuruh untuk menuntun diri agar selalu menjadi panutan.

***

Kira-kira demikianlah pengenalan singkat tentang konsep ajaran Hinduisme. Keterangan mengenai istilah dalam ajaran kepercayaan agama Hindu, akan diulas pada kesempatan yang lain.

Om Swastyastu

Hinduisme

Seiring dengan semakin beragamnya berbagai penalaran yang kemudian melahirkan berbagai sub-aliran (aliran substitution), sub-cabang (cabang ...